RANCANGAN PEMBELAJARAN MODEL ASSURE
RANCANGAN PEMBELAJARAN MODEL ,ASSURE UNTUK MATA PELAJARAN KKPI DI KELAS XI
SMK N 1 AMPEK ANGKEK KAB AGAM
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
MEDIA PEMBELAJARAN)
Dibuat oleh:
NELIYARTI
NIM. 1303875
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN (S2)
PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran
yang baik akan
tercapai apabila disertai
dengan perencanaan pengajaran
sebagai acuan dalam
mengajar. PerencanaanPembelajaran mempunyai
peranan penting dalam
memandu guru melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki rencana
pembelajaran karena perencanaan
tersebut adalah fungsi pedagogi yang
penting untuk meningkatkan kualitas
praktik pembelajaran dan mungkin
sekali untuk memotivasi guru (Wawan
S. Suherman, 2001:113).
Perencanaan pembelajaran dibuat dengan mengacu
pada kurikulum. Dalam konteks pembelajaran,
perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran,
penggunaaan media pengajaran, penggunakaan pendekatan dan
metode pengajaran dan penilaian dalam suatu lokasi waktu
yang akan dilaksanakan
pada masa tertentu
untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan (Abdul Majid, 2005: 17)
Pendidikan merupakan hak segala
bangsa, kalimat tersebut tersurat dalam Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun
menjadi hak segala bangsa, dalam kenyataannya belum terealisasi. Banyak faktor
yang menjadi penyebab tidak terealisasinya pendidikan untuk menjadi hak semua
orang, mulai dari perencanaan jangka panjang dan jangka pendek, pelaksanaan dan
evaluasi.
Pelaksanaan pendidikan selayaknya
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan watak serta martabat bangsa.
Pelaksanaan pendidikan menurut Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 (PP No.
19 tahun 2005) pasal 19 ayat 1 menyebutkan bahwa: “Proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Melakukan proses pendidikan sesuai
dengan yang disebutkan dalam PP nomor 19 tahun 2005 di atas memerlukan banyak
pekerjaan dan keterlibatan dari komponen pembelajaran. Perlu dilakukan analisis
kebutuhan, perencanaan yang tepat, pelaksanaan, penilaian kinerja dan melakukan
perbaikan dari apa yang telah dilakukan. Dan banyak model pembelajaran yang
dapat diterapkan untuk digunakan di dalam pelaksanaan pembelajaran.
A. MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut paradigma behavioristik,
belajar merupakan transmisi pengetahuan dari expert ke novice.
Berdasarkan konsep ini, peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa. Guru mempersepsi diri berhasil dalam
pekerjaannnya apabila dia dapat menuangkan pengetahuan sebanyakbanyaknya ke
kepala siswa dan siswa dipersepsi berhasil apabila mereka tunduk menerima
pengetahuan yang dituangkan guru kepada mereka. Praktek pendidikan yang
berorientasi pada persepsi semacam itu adalah bersifat induktrinasi, sehingga
akan berdampak pada penjinakan kognitif para siswa, menghalangi perkembangan
kreativitas siswa, dan memenggal peluang siswa untuk mencapai higher order
thinking.
Latuheru
(1988) dalam Hamdani, 2005: menyatakan bahwa (1) media pembelajaran berguna
menarik minat siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan, (2) media
pembelajaran berguna dalam hal meningkatkan pengertian anak didik terhadap
materi yang disajikan, (3) media pembelajaran mampu menyajikan data yang kuat
dan terpercaya.
Heinich,
Malenda, Russel (1982) dalam Ilda Prayitno (1989) (dalam Hamdani 2005: 9)
mengemukakan keuntungan penggunaan media dalam pembelajaran adalah :
1)
Membangkitakan ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat
konseptual,
sehingga mengurang kesalahpahaman siswa
dalam mempelajarinya.
2) Meningkatkan
minat siswa untuk materi pelajaran.
3) Memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang
merangsang aktivitas diri
sendiri untuk belajar.
4)
Dapat mengembangkan jalan pikiran yang berkelanjutan.
5) Menyediakan pengalaman-pengalaman yang tidak
mudah didapat melalui materi-
materi yang lain dan menjadikan proses
belajar mendalam dan beragam.
Dalam
melakukan proses pembelajaran yang baik seorang guru harus melakukan perencanaan yang matang
terhadap keseluruhan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran sehingga akan
tampak jelas apa saja aspek-aspek yang terlibat dalam pembelajaran tersebut,
baik dari segi audiens atau peserta didik, tujuan pembelajaran, media yang akan
digunakan dll. Banyak penelitian yang menunjukan bahwa pembelajaran yang baik
adalah pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan minat siswa, memberikan
materi baru, melibatkan siswa dalam proses pembelajaran maupun praktek,
memeberikan penialian terhadap pemahaman siswa dan memberikan tindak lanjut
yang relevan.
B.
POSISI MEDIA PEMBELAJARAN
Bruner (1966) mengungkapkan ada tiga
tingkatan utama modus belajar, seperti: enactive (pengalaman langsung), iconic
(pengalaman piktorial atau gambar), dan symbolic (pengalaman
abstrak). Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan sikap dan
perilaku dapat terjadi karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan
pengalaman yang telah dialami sebelumnya melalui proses belajar. Sebagai
ilustrasi misalnya, belajar untuk memahami apa dan bagaimana mencangkok. Dalam
tingkatan pengalaman langsung, untuk memperoleh pemahaman pebelajar secara
langsung mengerjakan atau membuat cangkokan. Pada tingkatan kedua, iconic,
pemahaman tentang mencangkok dipelajari melalui gambar, foto, film atau rekaman
video. Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat
membaca atau mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman melihat orang
mencangkok atau dengan pengalamannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka
dalam proses belajar mengajar sebaiknya diusahakan agar terjadi variasi
aktivitas yang melibatkan semua alat indera pebelajar. Semakin banyak alat
indera yang terlibat untuk menerima dan mengolah informasi (isi pelajaran),
semakin besar kemungkinan isi pelajaran tersebut dapat dimengerti dan
dipertahankan dalam ingatan pebelajar. Jadi agar pesan-pesan dalam materi yang
disajikan dapat diterima dengan mudah (atau pembelajaran berhasil dengan baik),
maka pengajar harus berupaya menampilkan stimulus yang dapat diproses dengan
berbagai indera pebelajar. Pengertian stimulus dalam hal ini adalah suatu
“perantara” yang menjembatani antara penerima pesan (pebelajar) dan sumber
pesan (pengajar) agar terjadi komunikasi yang efektif.
Media pembelajaran merupakan suatu
perantara seperti apa yang dimaksud pada pernyataan di atas. Dalam kondisi ini,
media yang digunakan memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu alat bantu mengajar bagi guru (teaching aids).
Misalnya alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,
memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau verbal. Sebagai alat
bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret,
motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Sehingga
alat bantu yang banyak dan sering digunakan adalah alat bantu visual, seperti
gambar, model, objek tertentu, dan alat-alat visual lainnya. Oleh karena
dianggap sebagai alat bantu, guru atau orang yang membuat media tersebut kurang
memperhatikan aspek disainnya, pengembangan pembelajarannya, dan evaluasinya.
Dengan kemajuan teknologi di
berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat
ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan
semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran memainkan peran yang cukup
penting untuk mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan
apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu
dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kehadiran
media pembelajaran maka posisi guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber
belajar, tetapi sebagai fasilitator. Bahkan pada saat ini media telah diyakini
memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan
di sekitar pebelajar.
C.
FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Efektivitas proses belajar mengajar
(pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media pembelajaran
yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu
akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa
harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Walaupun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media,
seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pebelajar, dan tugas atau respon
yang diharapkan dari pebelajar (Arsyad, 2002). Sedangkan menurut Criticos
(1996), tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian dan
strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan produksi media. Dengan
demikian, penataan pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang
dilakukan oleh seorang pengajar dipengaruhi oleh peran media yang digunakan.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran
dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada
siswa (Hamalik, 1986). Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media
pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam
pembelajaran juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa,
penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran
data, dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa fungsi media
adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Sadiman, dkk (1990) menyampaikan
fungsi media (media pendidikan) secara umum, adalah sebagai berikut: (i)
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misal objek yang terlalu besar
untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang
terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film
bingkai; (iii) meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar
sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa;
dan (iv) memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan
persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
D. KLASIFIKASI
MEDIA PEMBELAJARAN
Ada banyak klasifikasi media
pembelajaran yang dikemukakan para ahli diantaranya: Rudy Bretz,
mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara, visual (berupa
gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz membedakan
antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording).
Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8
kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media
audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi
gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
Sedangkan Gagne, Briggs, Edling, dan
Allen, membuat taksonomi media dengan pertimbangan yang lebih berfokus pada
proses dan interaksi dalam belajar, ketimbang sifat medianya sendiri. Gagne
misalnya, mengelompokkan media berdasarkan tingkatan hirarki belajar yang
dikembangkannya. Menurutnya, ada 7 macam kelompok media seperti: benda untuk
didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak,
film bersuara, dan mesin belajar. Briggs mengklasifikasikan media menjadi 13
jenis berdasarkan kesesuaian rangsangan yang ditimbulkan media dengan
karakteristik siswa. Ketiga belas jenis media tersebut adalah: objek/benda
nyata, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran
terprogram, papan tulis, media transparansi, film bingkai, film (16 mm), film
rangkai, televisi, dan gambar (grafis).
Sejalan dengan perkembangan
teknologi, maka media pembelajaran pun mengalami perkembangan melalui
pemanfaatan teknologi itu sendiri. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut,
Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: 1) media hasil
teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil
teknologi berbasis komputer, dan 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan
komputer. Seels dan Glasgow (dalam Arsyad, 2002) membagi media ke dalam dua
kelompok besar, yaitu: media tradisional dan media teknologi mutakhir. Pilihan
media tradisional berupa media visual diam tak diproyeksikan dan yang diproyeksikan,
audio, penyajian multimedia, visual dinamis yang diproyeksikan, media cetak,
permainan, dan media realia. Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir berupa
media berbasis telekomunikasi (misal teleconference) dan media berbasis
mikroprosesor (misal: permainan komputer dan hypermedia).
Dari beberapa
pengelompokkan media yang dikemukakan di atas, tampaknya bahwa hingga saat ini
belum terdapat suatu kesepakatan tentang klasifikasi (sistem taksonomi) media
yang baku. Dengan kata lain, belum ada taksonomi media yang berlaku umum dan
mencakup segala aspeknya, terutama untuk suatu sistem instruksional
(pembelajaran). Atau memang tidak akan pernah ada suatu sistem klasifikasi atau
pengelompokan yang sahih dan berlaku umum. Meskipun demikian, apapun dan bagaimanapun
cara yang ditempuh dalam mengklasifikasikan media, semuanya itu memberikan
informasi tentang spesifikasi media yang sangat perlu kita ketahui.
Pengelompokan media yang sudah ada pada saat ini dapat memperjelas perbedaan
tujuan penggunaan, fungsi dan kemampuannya, sehingga bisa dijadikan pedoman
dalam memilih media yang sesuai untuk suatu pembelajaran tertentu.
E. MODEL ASSURE
Model ASSURE ini dirancang untuk
membantu guru merencanakan pelajaranyangefektif di dalam kelas mengintegrasikan
penggunaan teknologi dan media. Untuk menggambarkan bagaimana menggunakan enam
langkah dari Model ASSURE. Langkah-langkah ini diambil bersama-sama merupakan
sampel ASSURE rencana pelajaran yang menggambarkan perencanaan pembelajaran
guru kelas yang sebenarnya.
Adapun tujuan dari kita mempelajari Interaksi Teknologi Dan Media Dalam
Pembelajaran Model ASSURE ini adalah
agar dapat sebagai pedoman dan masukan untuk perbaikan strategi dan penggunaan
teknologi dan media yang tepat di dalam ruangan kelas. Serta pendekatan-pendekatan
yang kita gunakan dalam pembelajaran agar tujuan dari pendidPikan itu tercapai.
MODEL ASSURE
UNTUK
MEMBANTU PEMBELAJARAN
Semua
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang cermat. tidak terkecuali
mengajar dengan teknologi pembelajaran dan media. Bab ini membahas bagaimana
merencanakan secara sistematis untuk penggunaan teknologi dan media yang
efektif.
Beberapa aspek pengajaran dan pembelajaran telah tinggal
terus-menerus selama bertahun-tahun, seperti tahap progresif atau "peristiwa
pembelajaran" yang terjadi (Gagne, 1985). Penelitian telah menunjukkan
bahwa pelajaran yang dirancang dengan baik dimulai dengan gairah minat siswa
dan kemudian melanjutkan untuk menyajikan materi baru, melibatkan siswa dalam
praktek dengan umpan balik, menilai pemahaman mereka, dan memberikan kegiatan
tindak lanjut yang relevan. ASSURE Model menggabungkan semua peristiwa
pembelajaran ini
A: Analisis
siswa, langkah pertama
yang perlu dipertimbangkan selama
analisis pembelajar
meliputi (1) karakteristik
umum peserta didik,
(2) kecakapan
dasar spesifik
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap
tentang topik), dan (3) gaya
belajar.
S: Tentukan
standar dan tujuan pembelajaran sespesifik mungkin. Mulailah dengan menyusun
kurikulum dan teknologi standar yang diadopsi oleh kabupaten anda, karena ini
didasarkan pada kriteria kinerja siswa
nasional. Tujuan yang dinyatakan nama peserta didik untuk siapa
tujuannya dimaksudkan, tindakan (perilaku) yang harus didemonstrasikan, kondisi
di mana perilaku atau kinerja akan diamati, dan sejauh mana pengetahuan atau
keterampilan baru harus dikuasai.
S: Pemilihan Strategi, Media dan materi. Tugas Anda
sekarang adalah untuk membangun sebuah jembatan
antara dua titik
dengan memilih strategi
yang tepat, teknologi,
dan media, dan
bahan-bahan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
U: Memanfaatkan teknologi, media, dan
bahan-bahan agar dapat membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk melakukan hal ini, ikuti "5P" proses: Meninjau teknologi, media, dan
bahan pembelajaran;
Siapkan teknologi, media, dan
bahan pelajaran;
Siapkan lingkungan; Siapkan peserta
didik, dan Memberikan
pengalaman belajar.
R: Memerlukan partisipasi siswa, Agar efektif
pembelajaran harus memerlukan keterlibatan mental
yang aktif
peserta didik. Menyediakan
kegiatan yang memungkinkan mereka untuk mempraktekkan pengetahuan
atau keterampilan
baru dan menerima umpan
balik pada upaya mereka
sebelum secara
resmi dinilai.
E: Evaluasi
berdampak terhadap
belajar siswa. Penilaian
ini tidak hanya
menguji sejauh
mana siswa
mencapai tujuan
pembelajaran, tetapi juga
memeriksa seluruh
proses pembelajaran dan
dampak penggunaan teknologi dan
media. Dimanapun
ada perbedaan antara tujuan
pembelajaran dan
hasil siswa, merevisi rencana pelajaran untuk
mengatasi bidang yang menjadi perhatian
► ANALISIS SISWA
SMK Negeri 1
Ampek Angkek terletak di tenggah tengah perkampungan industri konveksi dimana
siswa siswi disini terlahir dari masyarakat pekerja home industi,baik laki laki
maupun perempuan,walau pun ada sebagian
masyarakat nya pegawai,tapi rata rata ekonomi masyarat masih menengah .dilihat
dari jumlah siswa setiap jurusan siswa nya berbeda beda jurusan yang ada
terdiri dari delapan jurusan yaitu ,DPKK,DPKT,AKUNTANSI,BUSANA BUTIK,DKV,TKJ
DAN ADP,Siswa yang banyak jumlahnya terdapat pada jurusan Multi Media,Tkj,dan
Akuntasi rata rata setiap tingkat ada 30 orang sedangkan jurusan yang lain rata
rata 20 orang bahkan ada yang 10 orang.
Mata
Pelajaran KKPI khususnya pada materi
Acces akan membahas mengenai bagai mana cara pengolahan angka walau pun pada
materi sebelumnya sudah di bahas mengenai cara pengolahan data atau power
poin,disini siswa diajarkan lebih
mendalam lagi bagai mana cara mengolah data base yang lebih praktis.
► MENENTUKAN STANDAR DAN TUJUAN
Tujuan
pembelajaran ditulis berdasarkan kemampuan awal siswa. Rata-rata kemampuan awal
anak-anak disini masih sangat minim sehingga tujuan pembelajaran dirumuskan
berdasarkan pengetahuan anak bukan berdasarkan kemampuan anak.
► MEMILIH STRATEGI,TEKNOLOGI,MEDIA DAN MATERI
Setelah
mengetahui karakter pembelajar dan tujuan pembelajaran. Maka tahap selanjutnya
ialah membuat jembatan untuk menghubungkan keduanya. Jembatan tersebut ialah
metode, media dan bahan pembelajaran. Ada tiga option dalam memilih bahan
pembelajara, yaitu:
a. Memilih bahan pembelajaran yang
sesuai
b. Memodifikasi bahan pembelajaran
yang ada
c. Merancang bahan pembelajaran baru
Media yang digunakan adalah media
yang hanya tersedia disekolah, diantaranya komputer,Infokus dan
buku teks pembelajaran.
► MENGGUNAKAN
TEKNOLOGI MEDIA DAN MATERI
Setelah
memodifikasi atau mendesain bahan pembelajaran tahap selanjutnya ialah membuat
perencanaan penggunaan bahan pembelajaran tersebut dalam mengimplementasikan
metode yang digunakan. Penggunaan lebih banyak dilakukan oleh guru karena
kurangnya pengalaman siswa dalam menggunakan media yang ada. Sebelum siswa
menggunakan media yang ada terlebih dahulu guru harus memperkenalkannya kepada
siswa.
► PARTISIPASI PEBELAJAR
Untuk
lebih efektif dalam penggunaan bahan pembelajaran dapat dilakukan dengan
melibatkan pemelajar. Karena siswa disini terlihat sangat aktif karena keingin tahuannya
maka untuk meningkatkan minat belajarnya selian dilakukan kegiatan praktikum
juga dilakukan kegiatan diskusi dan debat. Hal ini dapat memcu siswa agar lebih
kreartif dalam belajar
► EVALUASI
Setelah
pembelajaran, penting untuk dilakukan evaluasi tentang dampak dan efektivitas
penggunaan media dan bahan pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan berupa tes
formatif dan sumatif yanfg berbentu uraian dan essai. Untuk ujian praktek belum
memungkinkan dilakukan
karena kekurangan alat praktikum dan keterbatasan anak dalam mengembanghkan
pelajaran karena baru pertama kali mengikuti.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Metode Assure
Mata Pelajaran : KKPI
Kelas/Semester : XI/4
Pertemuan ke : I
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
Standar
Kompetensi : Mengoperasikan sistim operasi
software
Kompetensi Dasar : Mengoperasikan software aplikasi basis data
Indikator : -
Menjelaskan pengertian software basis data
-
Menjelaskan
fungsi software basis data
-
Menjalankan
microsoft access melalui beberapa cara seperti start menu, ikon, dan shortcut.
-
Menutup
microsoft access melalui beberapa cara
I.
Tujuan Pembelajaran
Setelah
pembelajaran ini siswa dapat :
1. Menjelaskan
pengertian software basis data
2. Menjelaskan
fungsi software basis data
3. Menjalankan
Microsoft access melalui beberapa cara seperti start menu, ikon, dan shortcut.
4. Menutup
Microsoft access melalui beberapa cara
II.
Materi Ajar
1. Konsep
(materi)
Soft ware basis data adalah soft ware
pengolah data yang digunakan
Untuk
menyimpan dan mengolah data sehingga data dapat tersi pan dengan baik dan
dapat di
akses dengan mudah oleh pengguna Kumpulan data yang saling berhubungan
di sebut data base.
Pengelompokan data ada 2 kelompok
1.
Data Pribadi
2.
Data Akademik
Oleh
karena itu demi efisiensi dan keamanan penyimpanan data Microsof tmeluncurkan soft ware
bernama Mic.Access.
2.Prosedur
Langkah- langkah Memulai Mic.Acces
1.
Nyalakan computer
anda,tunggu sampai computer menampilkan area kerja (destop)
2.
Klik tombol Start
3.
Pilih dan klik menu ALL
Program › Microsof Office › Miccrosof
Access.
Atau
Langsung mengklik ganda ikon atau shortcut yang ada pada destop.
Langkah langkah Menutup Microsof
Access
1.
Klik office button › close
2.
Tekan tombol kombinasi
shortcut key Alt + 4
3.
Atau klik ikon X pada
titlebar di bagian sudut kanan atas pada jendela Access.
3.Fakta
Peserta didik dapat mengaktifkan dan menutup
Mic.Access
4.Prinsip
Bekerja harus sesuai dengan prosedur.
III.
Metode
Pembelajaran :
Assure (kombinasi ceramah, tanya jawab, diskusi,
pemberian tugas dan demonstrasi)
IV. Langkah-langkah
Pembelajaran
TAHAP
|
LANGKAH-LANGKAH
|
WAKTU
|
1.Pendahuluan
(kegiatan
awal)
|
a. Pendidik menyiapkan peserta didik secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran :
Berdoa,baca Al Quran ( Relegius )
English
Morning ( kreatif
),( kalau masuk jam pertama )
b. Pra syarat : Pendidik bertanya pada peserta
didik (perbedaan orang zaman dulu dengan zaman sekarang orang dalam menyimpan
data) (ingin
tahu)
c.
Motivasi: Pendidik menjelaskan tujuan
pembelajaran dengan materi yang diajarkan (ingin tahu )
d. Pendidik menyampaikan kompetensi dasar,
indicator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada materi yang dibahas
e. Menyampaikan cakupan materi berdasarkan
silabus,serta menyampaikan bahan atau alat yang akan digunakan untuk belajar
di lingkungan sekolah ( disiplin ,teliti)
|
10 menit
|
2.. Kegiatan
Inti
3. Penutup
|
Eksplorasi
1. Peserta
didik memperhatikan guru dalam menjelaskan materi( disiplin)
2. Peserta
didik menyiapkan modul/dokumen yang dibutuhkan dalam Proses belajar mengajar
(kerja sama,tanggung jawab
Elaborasi
1. Peserta
didik memperhatikan guru dalam menjelaskan materi( disiplin)
2. Pembahasan
materi tentang :
a. Menjelaskan pengertian
softrware basis data
b. Menjelaskan fungsi software basis
data
c. Menjalankan Microsoft access
melalui
beberapa cara seperti start
menu, ikon dan
shortcut
d. Menutup Microsoft access
melalui beberapa
cara
Konfirmasi
1.
Pendidik memberikan
kesempatan pada peserta didik menanyakan software basis data mulai dari cara membuka dan menutup
2.
Pendidik memberikan
kesempata kepada peserta didik mempraktekan materi pelajaran dengan memakai
computer.
3.
Pendidik memberikan
motivasi kepada peserta didik yang belum biasa menjalankan Microsoft access
4.
Pendidik dan peserta
didik menyimpulkan materi pelajaran.
1
Guru bersama peserta
didik membuat rangkuman materi yang baru disampaikan
2
Guru memberikan
pertanyaan kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta
didik.
|
70 menit
10 meni
|
V.
Penilaian hasil
belajar:
A.
Jenis Tagihan
1. Ulangan
2. Latihan
3. Tugas
B.
Bentuk Tagihan
1.
Tes tertulis
2.
Praktek
Bentuk
Instrumen
Tes
teori :
1) Apa
yang dimaksud dengan software basis data
2) Sebutkan
langkah-langkah mengaktifkan mic.access
3) Sebutkan
langkah-langkah menutup mic.access
VI.
Kunci Jawaban
No.
Soal
|
Kunci
Jawaban
|
Skor
Nilai
|
1.
2.
3.
|
Soft ware basis data adalah soft ware
pengolah datayang
Digunakan Untuk menyimpan dan mengola
datasehingga
data dapat tersim pan dengan baik dan dapat
di akses
dengan mudah oleh pengguna.
Langkah-
langkah Memulai Mic.Acces
1.
Nyalakan computer
anda,tunggu sampai computer menampilkan area kerja (destop)
2.
Klik tombol Start
3.
Pilih dan klik menu
ALL Program › Microsof Office ›
Miccrosof Access.
Atau Langsung
mengklik ganda ikon atau s
Langkah langkah Menutup Microsof Access
1
.Klik office button › close
2
Tekan tombol
kombinasi shortcut key Alt + 4
3
Atau klik ikon X pada
titlebar di bagian sudut kanan atas pada jendela
Jumlah
|
20
40
40
100
|
VII.
Penilaian hasil belajar
: Terlampir
a.
Prosedur : Penilaian
proses (afektif,psikomotor)
b.
Teknik penilaian : Tes
tertulis, penugasan
VIII. Alat/
Bahan/ Sumber belajar
- Komp. Sistem LAN
- Literatut :
-
Text book KKPI untuk
SMK Jilid 2 penerbil Erlangga Armico
-
Modul KKPIoleh Drs.
Zulhendra, M.Kom
-
Praktis menguasai mic.
Access, Budi Permana, SE, AK, M.Sc
Mengetahui
Kepala SMKN 1
Ampek Angkek
Drs. Musbar
NIP.
195605181981031004
|
Batu Taba,
Januari 2014
Guru Mata
Pelajaran
Dra.Neliyarti
Nip.196804301996032003
|
BAB III
KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Dalam awal perkembangannya, media
memiliki posisi sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran, yaitu alat
bantu mengajar bagi guru (teaching aids). Sebagai alat bantu dalam
mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi
belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan kemajuan
teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi
pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar
dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media adalah bagian integral dari
proses belajar mengajar. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media
pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media,
yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang
efisien). Dengan kata lain, bahwa posisi guru sebagai fasilitator dan media
memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan
di sekitar pebelajar.
Agar penggunaan media tepat guna
maka diperlukan perencanaan yang matang dalam penggunaannya dalam pembelajaran.
Salah satu model perencanaan media pembelajaran adalah model ASSURE, model ini
memberikan kita panduaan untuk memperhatikan segala aspek yang mempengaruhi keefektifan penggunaan media
pembelajaran. Mulai dari analisis siswa, menetapkan tujuan, memilih media,
metode dan materi, menggunakan media,
metode dan materi, merangsang partisipasi siswa dan yang terakhir evaluasi dan
revisi.
B.
SARAN
Diharapkan kepada guru untuk
menggunakan model ASSURE ini dalam membuat perencaan mmenggunakan media dalam
pembelajaran, agar media pembelajaran tersebut tepat guna dan sesuai dengan
kondisi siswa, lingkungan dan materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
-
Smaldino, Sharon E Dkk, 2011. Instructional Technologi & Media For
Learning: Columbus, Ohio:Upper Saddle River, New Jersey.
-
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan, cetakan
ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.
-
Gagne, R.M., Briggs, L.J & Wager, W.W. 1988. Principles of Instruction
Design, 3rd ed. New York: Saunders College Publishing.